Karena Aku Wanita - Siapa saja yang mempunyai hutang pasti akan terus memikirkannya jika hutang-hutang tersebut belum diganti, tentu sepertinya tak bisa nyenyak tidur, apalagi hutang itu menumpuk dibanyak tempat. Perasaan galau, resah dan tidak tenang selalu saja menghantui. Perasaan seperti sudah pasti dirasakan, maka dari itu selalu diusahakan tidak terlalu banyak berhutang dan harus tepat dalam mengembalikannya jangan sampai dilupakan begitu saja.
Memang hutang meski tak sebangsa jin tapi dampaknya sangat menyeramkan. Seorang teman bertanya, bagaimanakah cara mengatasi hutang yang menumpuk? Tentu jawabnya amat beragam. Bukannya mengapa, hutang itu memang tetap harus dibayar, meski sudah berkalang tanah.
Karena bebannya sebenarnya dibebankan pada ahli warisnya, jika mampu meringankan beban orangtuanya diakhirat kelak, karena Allah tetap akan memberi tanda hitam pada leher penghutang yang tak sanggup membayar.
Jangan menganggap remeh hutang ya sahabat Ummi walaupun itu sedikit apalagi banyak, karena menurut hadist Rasulullah SAW: Roh seorang mukmin masih terkatung-katung (sesudah wafatnya) sampai hutangnya di dunia dilunasi. (HR. Ahmad).
Dan inilah 7 tips-tips mengatasi hutang yang menumpuk:
1.Niatkan hati untuk melunasi hutang itu
Karena ternyata lebih dari 50 persen orang yang berhutang memang kurang peduli dengan niatan untuk membayarnya, karena terbukti tak pernah kembali lagi untuk berbicara pada orang yang menghutangi mengenai kapan akan melunasi hutangnya.
Karena ternyata dengan niat kuat, Allah akan mencatatnya dan InsyaAllah akan menunaikan niatnya itu.
Diriwayatkan daripada Abu Hurairah bahawa Rasulullah bersabda, “Sesiapa yang mengambil harta orang lain (berhutang) dan berniat akan membayarnya, maka Allah akan menunaikan niatnya itu. Tetapi sesiapa mengambilnya dengan niat akan membinasakannya (dengan tidak membayar), maka Allah akan membinasakannya.” (Hadis riwayat al-Bukhari)
2. Bicara dengan pihak pemberi hutang
Jika memang belum bisa membayar sesuai dengan yang dijanjikan, maka amat disarankan untuk membicarakan hal ini pada pihak pemberi hutang, dan ini akan melegakan kedua belah pihak. Jika hanya diam, maka ini akan berakibat kurang baik, diantaranya kurang ridhonya si pemberi hutang.
3. Membuat jadwal bayar hutang
Buatlah jadwal yang paling mungkin hutang itu dibayar, baik dari segi jumlahnya atau jatuh temponya. Dan sebaiknya hutang itu memang tercatat, ini untuk menghindari terlewatkannya membayar hutang pada seseorang.
4. Jangan bersikap konsumtif
Terkadang kita tidak sadar berhutang, namun masih juga membeli barang-barang yang memang tidak dibutuhkan benar. Seperti membeli barang elektronik, perlengkapan rumah tangga, sering piknik keluar kota atau bahkan sering jajan diluar rumah.
Tekankan penghematan apalagi mempunyai hutang yang banyak.
5.Pandai mencari peluang
Karena bumi Allah itu Maha Luas untuk dicangkuli, mencari rezeki. Jika memang banyak hutang, maka harus pandai mencari celah untuk menutupnya, seperti berkreasi membuat makanan, terima jahitan, berjualan secara online dan masih banyak lainnya.
Jangan hanya diam saja, karena hutang itu tak akan lunas dengan sendirinya jika kita tak berusaha keras.
6.Stop mencari hutang baru jika memang tidak terlalu diperlukan
Hati-hati buat ibu rumahtangga yang sering beli peralatan rumahtangga secara kredit, karena itu sebenarnya menambah masalah baru untuk barang-barang yang sebenarnya memang tak mendesak diperlukan.
7.Tekun beribadah dan berdoa kepada Allah SWT
Nah ini terkadang yang dilupakan, sudah banyak hutang tapi enggan untuk beribadah dengan baik, bagaimana bisa Allah akan menolong hamba-Nya yang malas untuk menengadahkan tangan meminta welas asih-Nya?
Untuk itu sahabat Ummi yang baik, seyogyanya diupayakan dengan sungguh-sungguh untuk melunasi hutang itu. Sedikit, apalagi banyak hutang itu akan sangat menentukan perjalanan di akhirat kelak.
Seperti sabda Rasulullah SAW: Dari Ibnu ‘Umar, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Barangsiapa yang mati dalam keadaan masih memiliki hutang satu dinar atau satu dirham, maka hutang tersebut akan dilunasi dengan kebaikannya (di hari kiamat nanti) karena di sana (di akhirat) tidak ada lagi dinar dan dirham.” (HR. Ibnu Majah no. 2414. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini shohih). (ummi-online)
sumber : akhwatindonesia